Jumat, 10 Agustus 2012

Pembuatan PGPR dan PESNAB

PEMBUATAN PGPR

( Plant Growth Promoting Rhizobacter )
PGPR merupakan pupuk organik yang memanfaatkan kerja dari bakteri perakaran. Dimana PGPR ini dimaksudnya sebagai pupuk untuk merangsang pembentukan akar tanaman terutama pada fase vegetative dan pembenihan. PGPR ini mengambil bakteri perakaran dari simbiosis akar dengan bakteri.
Bahan – bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan PGPR :
1.      Akar bambu, akar ini banyak mengandung bakteri PF ( Pseudomonas Flouren ), dimana bakteri ini bisa meningkatkan kelarutan P dalam tanah.
2.      Akar Kacang, di akar kacang ada simbiosis dari bakteri Ryzobium dengan bintil – bintil akar kacang yang berfungsi untuk meningkatkan kelarutan N dalam tanah.
3.      Akar Rumput Gajah / Jagung, akar ini bisa bersimbiosis dengan jamur Mikoriza yang bisa meningkatkan unsure mikro tanah yaitu Mg, Cu, Mn, Fe dll.
Proses pembuatan PGPR
1.      Proses penginokulasian bakteri
Bahan A
-          Akar dibersihkan dan dipotong kecil – kecil, kemudian direndam dengan tetes 250ml + air 2 liter biarkan selama 3 hari.
2.      Proses pembuatan Nutrisi untuk bakteri dan fermentasi
Bahan B
-          Bahan – bahannya adalah : Tetes 1 liter, dedak 1 Kg, terasi 0,5gr, semua bahan tersebut dimasak, setelah dingin campur dengan 1 liter air leri ( air cucian beras )
3.      Proses pencampuran inokulasi dengan makanan
-          Bahan A dicampur dengan bahan B dalam kondisi dingin.
-          Kemudian disaring dan dimasukkan dalam jurigen 30 liter.
-          Larytan dalam jurigen difermentasi selama 1 minggu, tiap 2 hari sekali dibuka dan di aduk.
PGPR yang sudah jadi member aroma khas akar segar. Di Desa Banjarsari dilakukan penyemprotan PGPR pada tanaman umur 7 HST, 25 HST yang memberikan dampak akar padi lebih kuat dan berserabut, di banding dengan yang tidak menggunakan PGPR. Dan lebih tahan terhadap serangan jamur dan bakteri di musim hujan ini.
PESTISIDA NABATI
Kelompok tani banjarsari pada di adakan penyuluhan pembuatan pestisida nabati, karena di sawah petani banjarsari sudah banyak terserang hama seperti :
1.      Ulat penggulung daun, ulat bulu
2.      Keper / kepik / penggerek
3.      Antisipasi wereng
4.      Yuyu
Untuk itu kelompok tani sepakat membuat pestisida nabati secar masal dan dibagikan ke semua anggota kelompok tani.
Bahan – bahan yang digunakan untuk pembuatan pestisida nabati adalah :
1.      Daun Mimba 2 Kg
2.      Biji Mimba 2 Kg
3.      Daun Sirsak 2 Kg
4.      Daun Pepaya 2 Kg
5.      Daun Kapuk Duri ( bergetah ) 2 Kg
Semua bahan dihaluskan, kemudian direbus dengan air sebanyak 30 liter selama 1 jam. Setelah dingin kemudian dicampur dengan EM4 dan difermentasi selama 1 minggu.
Untuk aplikasi disawah yaitu 1 liter pestisida nabati dicampur dengan 10gr sabun colek dan 20 liter air. Disemprotkan pada pagi hari sebelum jam 08.00 WIB dan sore setelah jam 17.00 WIB.
Pestisida nabati yang di aplikasikan oleh kelompok tani Banjarsari memang tidak langsung membunuh hama seperti obat insectisida, tapi bisa mengurangi populasi hama.
Keunggulan Pestisida Nabati adalah :
1.      Memberikan rasa pahit pada tanaman sehingga mengurangi daya makan dari hama.
2.      Mengganggu proses metamorphosis pada serangga.
3.      Ramah lingkungan, bisa di uraikan tanah dan bisa bersifat pupuk.
4.      Tidak memberikan efek kekebalan pada hama.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar